Minggu, 07 Mei 2017

Nyasar Ke Curug Bidadari dan Pasar Ah Poong























Sabtu 29 April menjadi hari yang penuh keseruan bagi saya dan beberapa sahabat saya   Hendra, Edelweis, Fhera dan Ani.  Kali ini saya akan menceritakan mengenai pengalaman liburan kami dimana sebelumnya kami sudah mencoba searching beberapa tempat wisata di daerah Bogor. Sebenarnya banyak tempat yg sangat menarik namun pilihan kami untuk tujuan wisata kali ini jatuh pada daerah wisata Gunung Pancar dan Pasar Ah Poong. Selain tempatnya yang menarik, alami, kami ingin mencoba merasakan hangatnya air di permandian air panas di daerah yang dijuluki kota hujan tersebut.

Jam 7 pagi kami berangkat menggunakan kereta dari Stasiun Tanah Abang, cukup menggunakan Kartu e-money Bank Mandiri yang ditabkan pada mesin in out dipintu masuk stasiun tersebut, saldo terpotong hanya Rp.6000,-. Kamipun melangkah dan memasuki gerbong kereta tujuan Stasiun Bogor. Keretanya sangat nyaman. Oh iya, sebelumnya kami menggunakan jasa Grabbcar utk mengantar menuju stasiun kereta hanya membayar Rp.11.000,- kami di jemput dari tempat tinggal kami saat ini yaitu di Perumahan Griya Mandiri Taman Kebon Sirih IV, Tanah Abang Jakarta Pusat.

Sekitar 30 menit sampailah kami di Stasiun tujuan dan langsung memesan Grabcar untuk mengantar kami ke tujuan selanjutnya harus membayar Rp.47.000,-.  Perjalanan menghabiskan waktu 20 menit dari Stasiun. Kondisi cuaca sangat cerah, jalan raya ramai lancar dengan rombongan wisata yang juga menghabiskan waktu liburan. Selain udarah yang segar, mata kami pun dimanjakan dengan pemandangan hijau pepohoanan disekeliling kami. Apalagi penataan daerah Sentul yang rangat rapi bersih dan indah. Mobil kami melaju dengan cepat sampai memasuki wilayah pedesaan, jalan yang tdk begitu lebar dijadikan dua jalur untuk kendaraan. Suasana pedesaan semakin kental dengan kondisi jalan yang berlubang dan berbatu. Harus menanjak beberapa daerah pengunungan dan menuruni beberapa lembah.

Tibalah kami di pos penjagaan yang sekaligus menjual tiket masuk ke tempat wisata tersebut seharga 30.000/orang. Tak jauh dari pos penjagaan mata kamipun dimanjakan dengan keindahan air terjun. Tingginya sekitar 8 meter. Hawa dingin dan sejuk semakin menyelimuti kami. Seperti orang dahaga berhari hari mendapat segelas air. Itulah yang kami rasakan karena cuaca semakin siang semkin panas. Saking terpesonanya kami baru sadar bahwa ternyata driver grabbcar tersebut mengantar kami ke daerah wisata Curug Bidadari. WHAT???? Ini bukanlah daerah tujuan wisata kami?? Karena tujuan kami adalah daerah wisata Gunung Pancar. Antara marah, senang dan merasa lucu. Tapi tak apalah. Kami bersyukur!

Kami menyewa sebuah pondok seharga Rp.60.000,- bebas digunakan seharian, pandai-pandailah menawar karena ini adalah harga yang cukup miring! 😊 Dan seperti biasa, kami menghabiskan waktu untuk mengabadikan moment disana, tak terlewatkan menyegarkan tubuh kami dengan merendam di kolam dan merasakan pijitan air terjun yang begitu dingin.

Sekitar pukul 3 kami bergegas untuk kembali melanjutkan perjalanan kami menuju Pasar Ah Poong. Untuk diketahui, signal untuk telepon seluler agak sulit dan membuat kami tidak dapat memesan grabcar utk menjemput. Driver yang mengantarkan kami sebelumnya pun ketika kami hubungi kembali ternyata beliau tak bisa menjemput kami. Akhirnya kami pun berinisitif untuk berjalan kaki. Perjalanan yg kami tempuh kurang lebih 6 Km, dengan melewati gunung dan lembah. Beberapa dari kami tak kuasa menahan lelah. Namun kamo harus tetap berjalan untuk mencapai daerah yg dapat mengakses signal untuk bisa memesan grabbcar.                        

Cukup jauh dan semakin lelah kami berjalan namun udarah sejuk aroma puncak disetiap lereng, dan lembah pegunungan yg kami tapaki memberikan kami kekuatan untuk terus melangkah sampai akhirnya tibalah kami di sebuah warung. Kata warga disana angkutan memang susah didapat, kalau berkenan boleh menyewa pick up. Dengan membayar Rp.100.000 rupiah, kami berlima diantar menuju Pasar Ah Poong. Sungguh perjalanan yg berkesan, banyak kisah dan sarat akan makna.

Setiba kami di Pasar Ah Poong, suasana yang lain lagi yang kami dapatkan. Kerlap kerlip lampu yang menghiasi setiap pepohonan di taman taman seperti kota ditengah hutan.  Sejuk masih dapat terasa, apalgi suara aliran sungai yg begitu deras namun sedikit lebih modern. Kami pun menuju Foodcourt dan memesan beberapa menu utk makan malam sebelum perjalanan kembali ke Jakarta. Untuk transaksi di Foodcourt pasar ah poong tidak menggunakan tunai. Cashless! So, kita harus mengisi saldo pada Card yg disediakan untuk dapat memesan makanan. Saya mengisi saldo sebesar Rp.50.000,-. Cukuplah untuk makan malam, bahkan sisa saldo pada card tersebut bisa ditunaikan kembali. Setelah puas mengabadikan moment dan mengisi perut kami yang mulai keroncongan, kami kembali menuju Stasiun Bogor. Melalui jalur 4 kami menaiki kereta menuju Stasiun Juanda Jakarta Pusat, wajah wajah lelah mulai tergambar namun tetap masih dapat melemparkan candaan dan senyuman mengingat perjalanan seharian yang begitu ekstrim,  menarik dan sarat akan cerita lucu yang nantinya akan menjadi kisah yang dapat dikenang dan diceritakan kepada anak cucu kami kelak.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fives Star Hotel Program For Staff Development Program 23 Bank Mandiri

Beberapa waktu lalu,   tepatnya Sabtu 03 2018. Saya dan beberapa Peserta SDP atau Staff Developent Program Angkatan 23 Bank Man...